Pages

Selasa, 29 November 2011

Pentingnya Apoteker

Bismillah..

Kesehatan merupakan bagian penting dalam hidup. " Sehat itu mahal". Banyak orang-orang akan melakukan apapun, mengupayakan dana berapa pun demi kesehatan. Kesehatan sering dikaitkan dengan pelayanan kesehatan, dokter, apoteker, perawat.

Dalam sistem kesehatan konvesional sebagaimana berjalan di Indonesia, terdapat " garis demarkasi" yang tegas.(Endang K:2011). Dokter yang bertugas mendiagnosa penyakit, kemudian menentukan jenis obat yang diperlukan, sedangkan apoteker bertugas untuk memberikan obat kepada pasien, dan membantu dokter untuk menentukan jenis obat yang sesuai. Pada kenyataanya masih banyak pasien yang makin parah penyakitnya, entah itu karena kesalahan pemberian obat, efek samping dari obat tersebut, ataupun ketidakfahaman pasien tentang cara pemakaian obat.

Pada suatu ketika, saya pernah menginap di rumah sakit. Selain menunggu ibu yang sedang sakit, tujuan saya yaitu mengamati kinerja apoteker di rumah sakit tersebut. Mengapa? karena saya ingin tau seberapa penting kah apoteker bagi kesembuhan pasien. Setelah saya amati, saya sangat down dan sempat ngiris karena apoteker hanya bekerja di instalasi farmasi. Padahal, seharusnya seorang apoteker bertugas memberikan konseling kepada pasien dan memiliki andil untuk ikut menentukan jenis obat yang sesuai seperti yang telah dilakukan oleh negara di mancanegara sana. Jadi sebenarnya apa saja pekerjaan seorang farmasi, apakah hanya kerja di Industri dan meracik obat?

Saya ingin share ilmu yang saya dapat dari acara Stadium Generale tentang penyalahan obat di masyarakat dan peran farmasi di dalamnya.

Menurut PP No. 51/ 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan langsung dan bertangguang jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Seorang apoteker memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan dalam hal pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, pelaporan efek samping obat, pemantauan kadar obat dalam darah, dan home pharmacy care.

Pemberian obat seharusnya dilakukan bersama apoteker, mengapa? karena apateker yang lebih mengetahui tentang efek samping, precaution, mekanisme kerja, farmakokinetik, indikasi obat. Selama ini, banyak tejadi pemberian obat yang tidak rasional maksudnya obat yang  sebenarnya tidak diperlukan untuk penyakit tersebut, dan dalam beberapa jenis obat yang diberikan, ternyata kandungan di dalamnya itu sama. Ibu Endang menuturkan, beliau pernah menemukan kasus, seorang pasien akan menebus resep di apotek beliau, ketika di baca, obat-obat tersebut hanyalah vitamin-vitamin yang sebenarnya memiliki indikasi yang sama, padahal harganya sangatlah mahal. Ibu Endang meminta sang pasien untuk kembali kepada sang dokter dan menanyakan hali ini padanya. Selain itu, saat saya di rumah sakit, saya sempat heran karena saya melihat banyak sekali obat yang harus diminum oleh ibu saya, padahal ia hanya operasi jari kaki saja. Ada yang sampai obat maag segala, karena saya belum mengerti tentang hal itu maka saya tidak berani protes dan ketidak adaan waktu untuk menanyakan kepada sang apoteker.

Seringkali pasien tidaklah pernah tau obat apa yang diberikan dan mengapa ia diberi obat demikian. Menilik itu, sangatlah perlu diadakannya konseling obat oleh apoteker, namun pada kenyataannya di Indonesia hal itu barulah sebuah Peraturan Pemerintah yang belum terlaksana karena masih adanya perbedaan paradigma tentang pekerjaan kefarmasian oleh dokter. Dokter masih belum sepenuhnya percaya akan kemampuan apoteker, oleh karena itu apoteker di harapkan lebih profesional lagi dan terus mengembangkan keahlian dan meng-update ilmu pengetahuan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar